Sabtu, 29 Mei 2010

KOMPAS/PEDOMAN

Kompas/ pedoman juga alat navigasi, cukup vital penggunaannya di kapal-kapal. Adapun kegunaanya untuk manjadi pedoman haluan kapal atau mengambil baringan-baringan menentukan posisi kapal di lautan.
Prinsip dibuatnya pedoman adalah atas dasar sifat-sifat dan hukum magnet, yang antara lain diperinci sebagai berikut :
1. Sebuah jarrum magnet mempunyai gaya tarik atas baja dan besi.
2. Pengaruh gaya itu ternyata sangat kuat di tempat yang berdekatan dengan ujung barang magnet, atau ujung disebut kutub-kutub dari pada barang.
3. Apabila sebuah jarum magnet ditempatkan sedemikian rupa hingga ia dapat bebas berputar atas muka yang mendatar, maka ia akan mengarahkan diri ke jurusan yng tertentu.
4. Bahwa kutub yang satu akan mengarah ke utara dan yang lain akan mengarah kurang lebih ke selatan.
5. Kutub yang senama akan tolak menolak satu sama lain, sedangkan kutub yang tidak senama akan tarik menarik.

Perlu diketahui juga hukum Coulumb mengenal magnet sebagai berikut :
a. Pengaruh dua kutub satu sama lain adalah perbandingan.
b. Langsung dengan kekuatan kutub-kutub tersebut dan perbandingan.
c. Terbaik dengan pangkat dua jarak antara ke dua kutub.

Mengenai pedoman kita kenal sebagai berikut :
a. Pedoman magnet (magnetisch compass)
b. Pedoman gasing (Gyro compass)

Dari pedoman magnet kita kenal sebagai berikut :
a. Pedoman magnet kering
b. Pedoman magnet basah

Menurut kegunannya pedoman ada tiga macam, yaitu :
a. Pedoman standart
b. Pedoman kemudi
c. Pedoman sekoji

Pedoman magnet (magnetish compass), pedoman ini terdiri :
a. piringan pedoman
b. ketel pedoman
c. rumah pedoman



A. PIRINGAN PEDOMAN
Piringan pedoman ini juga terdiri dari bagian-bagian sebagai berikut :
 Sungkup
 Keping tengah (keping kecil)
 Jarum magnet (ada 8 batang)
 Semat pedoman (jarum semat)
 Peta pedoman
Pirinagn pedoman merupakan bagian yang tepenting dari sebuah kompas, piringan pedoman ini terdiri dari beberapa jarum magnet (8 buah) yang digantungkan di bawah piringan. Piringan ini pinggirnya dibuat dari aluminium atau bahan ringan lainnya. Di tengah piringan kompas dipasang sungkup. Pada pinggir piringan pedoman dan sungkup dibuat lobang-lobang kecil untuk memasang benang-benang sutera. Sedemikian rupa diatur di atas peta pedoman yang telah digambarkan derajah-derajah untuk penentuan arah dari pedoman.

MAWAR THOMSOM
1. Gelang / sungkup dan cincin dibuat dari aluminium.
2. Piringan pembagian mata anginnya dibuat dari kertas yang dipakai tiap-tiap dua surat maksudnya untuk mencegah perubahan bentuk dari pada pembagian mata angin tersebut.
3. Cincin dan gelangan diberi lobang-lobang 32 buah dan tiap lobang pada cincin dan selang dihubungkan dngan benang.
4. Tutup alasnya kaca bening, tutup bawahnya kaca baur. Jarim-jarum dipasang simetris dan diikat dengan benang sutera di bawah mawar (yang terpendek di luar)

Syarat-syarat Piringan yang baik :
1. Ringan dan sungkup piringan pedoman bagian bawahnya licin.
2. Tidak ada kesalahan komilasi.
3. Pembagian derajat jelas dan teratur.
4. Besarnya piringan pedoman harus seimbang dengan ketel pedoman.
5. Piringan pedoman harus peka.
6. Waktu ayun piringan pedoman harus cukup besar, minimal 14 detik.

SALAH KOMILASI
Salah komilasi adalah sudut penyimpangan poros jarum-jarum magnetis mawar dengan garis U-S mawar pedoman. Mawar tersebut harus meenggantung (pada semat) secara datar. Jika tidak teteskan LAK pada bagian basahnya agar seimbang.

Cara menentukan waktu ayun dengan stopwatch :
1. Mawar di dekat batang magnet sehingga ia secara vertikal menyinggung dengan sudut 30o dari bidang datarnya pada arah garis layar.
2. Usahakan pengaruh magnet muka mawar akan kembali ke garis layar, jalankan stopwatch.
3. Mawar masih terus bergerak ke bawah melewati garis layar untuk kemudian kembali lagi ke atas akan melewati garis layar.
4. Ketika ia tiba di garis layar kembali hentikan stopwatch, maka jangka waktu yang tercatat adalah jangka waktu ayunan (waktu ayaun).

KOMPAS HARUS TENANG DAN PEKA
Mawar pedoman harus peka dan tenang dalam keadaan apapun.
Peka adalah jika mawar tersebut dikeluarkan dari kedudukannya keseimbangannya (oleh magnetis dan lainnya), maka ia segera kembali kepada kedudukan seimbangnya tedi setelah pengaruh itu dihilangkan.
Syarat-syarat untuk peka,kepekaan makin besar jika :
a. Moment magnetis (dari pada susunan jarum) adalah makin membesar


dimana : k = moment magnetis
m =kekuatan
a = panjang batas magnetis
yaitu tergantung pada :
1. Panjang batang magnetsnya.
2. Kuat kutub-kutubnya.

b. Intersitet horisontal adalah makin besar
Intersitet horisontal = H = H = T cos.i.M(vector) lebi besar maka kompas lebih peka. Makin ke dekat kutub magnets H. semakin kecil, sebab berimpit dengan zv.
Akibatnya intersitat total (T) juga akan mengecil terhadap zv. Ini akan menyebabkan pedoman lebih goyang makin ke dekat kutub kepekaanya berkurang.
c. Berat mawar semakin kecil/ ringan, di ujung sematnya lebih lancip.

Tenang : adalah jika mawar tergangu oleh pengaruh-pengaruh luar (yang bukan magnetis) maka ia tak boleh lekas mengayun (harus tak lekas mengayun), kalaupun mangayun hanya sedikit saja.
Ini umpanya oleh pengaruh :
1. Olengan kapal – anggukan kapal
2. Getaran – getaran
3. Perubahan haluan

Ketenangan makin menjadi besar jika :
a. Ujung semat semakin lancip dan licin
b. Mawar semakin ringan
c. Moment magnets semakin besar
d. Moment lembam makin besar
e. Intersitat horisontal semaki besar.
Kepekaan dan ketenangan itu tergantung pada perbandingan TR : G dan M : G.
Dimana : G = berat moment
TR = moment lembam
M = moment magnetis
TR = m x d m = massa
d = jarak
Untuk memperbesar moment lembam, sebagian besar massa pedoman ditempatkan di bagian pinggiran piringan pedoman. Moment lembam pada lembam adalah gaya lawan terhadap gerakan mendatar piringan pedoman
.
Spare part pedoman magnet yang ada di kapal dan cara menyimpannya :
1. Mawar Pedoman
 Diletakkan paling sedikit setengah meter dari massa besi.
 Piringan dalam kotaknya dengan kutub-kuubnya magnitnya saling mengimpit kutub yang tak senama (timbal balik)
2. Sungkup Pedoman
3. Semat Ketel Pedoman
 Disimpan dalam kotaknya / bungkusnya dengan dindingnya searah mulut yang disumbat dengan lapisan gabus dan dicucukan ke gabus tersebut.
 Ditempatkan di tempat yang kering.
Pada pedoman titk gantung ketel dan cincin lerjs terluar adalah membujur kapal, agar dapat selalu dalam keadaan mendatar jika kapal mengoleng. Sedangkan pada chronometer dipasang melintang kapal, adalah maksudnya untuk menyesuaikan kepada pekerjaan memutar pegas chronometer tersebut (ditekan pada garis arah melintang diangka 8 di dalam cincin lerja sebelah dalam).

B. KETEL PEDOMAN
Ketel pedoman ini terdiri dari :
1. Sebuah ketel bulat kotak, umumnya dari kuningan/ perunggu.
2. Tutup kca jernih yang dilengkapi dengan sungkup kecil, sebagai pesat, untuk meletakkan alat baring (azimuth meter).
3. Kaca baur terletak pada alas ketel, untuk maksud penerangan.
4. Pemberat, sebagai alt pembalance, maksudnya agar pedoman magnet inistabil dan tenang.
5. Penyangga semat, dimana semat pedoman dijepit.
6. Gari layar.
Susunan ketel pedoman :
Ketel bulat koak ini, pada sisi atasnya dipasang kaca dan pada sisi bawah dengan kaca baur adalah dengan maksud agar kedap udara. Di dalam ketel pedoman ini dipasangkan perangkap piringan pedoman, diman semat pedoman dijepit di tengah-tengah kaca baur. Ketel pedoman model Thomson ini pada dasar ketel di bawah kaca baur dipasangkan pemberat sebagai pembalance. Pada cungkupnya diisikan dengan jenis minyak tumbuh-tumbuhan ataupun dapat juga dipasang sebuah pemberat sebuah keping dan timah.
Pada sisi dalam dari ketel pedoman dicat putih dan sebuah garis hitam sebagai GARIS LAYAR dipasangkan tegak pada ketel persisi di depan semat pedoman sejajar dan sebidang. Garis layr ini juga harus sejajar dengan lunas linggi kapal.
Adapun maksud dipasangnya garis layar adalah sebagai penunjuk pedoman haluan kapal atau arah dari haluan kapal sesuai dengan pedoman tersebut.
90o dari kiri kanan garis layar, pada sisi luar ketel pedoman dipasang paku (tanduk) untuk meletakkan ketel pedoman duduk pada cincin lerja. Cincin lerja ini juga mempunyai tanduk. Yang duduk kembali pada cincin lerja yang lain. Apa yang disebut tanduk ini seolah-olah merupakan pisau tajam, agar masing-masing cincin lerja yang merupakan gelangan ini akan dapat bergerak bebas, licin dan kenyal. Masing-masing psangan tanduk pada cincin lerja akan saling berkedudukan tegak lurus, terletak pada seolah-olah satu bidang datar. Pada type pedoman Thomson terdapat pada keadaan dimana tanduk-tanduknya cincin lerja digantungkan bergeser pada rumah pedoman.
Syarat-syarat ketel pedoman yang sempurna :
1. Ketel pedoman tidak boleh mengandung magnetisme.
2. Apabila kapal dalam keadaan diam, tutup kaca dari pada ketel pedoman harus dalam keadaan mendatar / stabil.
3. Dalam keadaan apapun kita harus dapat mengayun dengan mudah dan tidk menyentuh dimana-mana.
4. Tuntungnya semat pedoman harus berdiri tegak lurus tepat di tengah ketel pedoman.
5. Sungkup dari pada pesawat baring harus dengan seksama tepat berada di tengah (pusatnya) tutup kaca dan tepat berdiri tegak lurus di atas tuntungnya semat pedoman.
6. Tuntungnya semat pedoman harus terletak pada titik potong dari pada garis cincin lenja.
7. Garis layar harus tepat.

Cara mengetahui ketetapan tempat garis layar :
Pedoman yang dipasang di tengah-tengah kapal dapat diselidiki dengan membaring sebuah tonggak yang didirikan tegak tepat di tengah-tengah kapal pada jarak sejauh mungkin dari pedoman. Baringan yang diambil harus sesuai dengan haluan kapal yang dikemudikan menurut garis layar. Hal ini mungkin sulit dilakukan apabila ada halangan, maka dapat juga dilaksanakan sebagai berikut :
Diambil baringan atas dua benda, yang letaknya simetris terhadap muka yang membujur kapal. Dalam hal ini haluan yang dikemudikan harus sesuai dengan baringan rata-rata dari kedua benda tersebut.
Apabila benda dipasangnya tidak dapat di tengah kapal, maka dapatlah didirikan tegak tonggak atau wilah di tempat yang jauhnya sama dengan jauhnya tempat pedoman terhitung dari garis tengah kapal.
Dengan membaring garis ini, dapatlah ditentukan apakah letaknya garis layar benar.
C. RUMAH PEDOMAN
Rumah pedoman ini terdiri dari :
• Cincin lenja dimana ditempatkan penahan-penahan tanduk.
• Per-per pegas yang untuk menahan ketel pedoman.
• Bumbung pada sebelah kanan dan kiri untuk tempat menaruh besi-besi lunak sebagai alat menimbal pedoman. Adakalanya bumbung ini digantikan dengan dua buah pola besi lunak.
• Tutup rumah pedoma, ada alat pembuka dengan kaca untuk mengintip (memeriksa pedoman apabila cuaca tidak memungkinkan).
• Rumah pedoman, diman ditempatkan atau dipasangkan alat-alat flender dan batang-batang magnet untuk penimbalan. Dipasang juga tempat memasang lampu chlinometer (meter pass).

2 komentar: