Sabtu, 03 April 2010

Ilmu Pelayaran

Ilmu Pelayaran ialah suatu ilmu pengetahuan yang mengajarkan cara untuk melayarkan sebuah kapal dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan selamat aman dan ekonomis. Disebabkan pengaruh laut, misalnya ombak, arus, angin, maka jarak yang terpendek belum tentu dapat ditempuh dalam waktu yang tersingkat. Dapat saja terjadi bahwa jarak yang panjang adalah pelayaran yang baik ditempuh dalam waktu yang lebih singkat karena dalam pelayarannya mendapat arus dari belakang.
Jadi, didalam menentukan pelayaran yang akan ditempuh, kapal haruslah diperhatikan faktor faktor cuaca, keadaan laut, sifat sifat kapalnya sendiri, dan faktor lainya sehingga diperoleh suatu rencana pelayaran yang paling ekonomis dan cukup aman. Secara garis besar ilmu pelayaran dapat dibagi atas :
Ilmu Pelayaran Datar, yaitu Ilmu Pelayaran yang menggunakannda benda bumiawi (Pulau, Gunung, Tanjung, Suar, dlsb),sebagai pedoman dalam membawa kapal dari satu tempatketempat lain, Ilmu Pelayaran Astronomis, Yaitu Ilmu Pelayaran yang menggunakan benda benda angkasa (Matahari, Bulan, Bintang,dlsb), sebagai pedoman dalam membawa kapal dari satu tempatketempat lain,
Navigasi Electronics, Yaitu Ilmu Navigasi yang berdasarkan atas alat alat elektronika seperti radio pencari arah (RDF). RADAR,LORAN, DECCA, dlsb.



PENANDAAN POSISI DUGA


Aturan-aturan penting dalam hal penandaan posisi duga adalah sebagai berikut :

  1. Segera sesudah melukis garis haluan atau menentukan posisi, harus diberi tanda.
  2. Tulisan tidak boleh menutupi garis, tanda-tanda untuk menunjukkan posisi pasti dan posisi yang sedang dijalani harus ditulis mendatar.
  3. Tanda-tanda yang menunjukkan arah dan kecepatan sepanjang garis haluan, harus ditulis searah dengan garisnya.
  4. Garis haluan diberi simbol C (Coarse = haluan) dengan 3 digit/angka yang menandakan derajat haluan sejati, ditempatkan di atas garis haluan.
  5. Tanda yang menyatakan kecepatan rata-rata sepanjang garis haluan adalah S (Speed = kecepatan) diikuti dengan angka berapa kecepatan yang ditunjukkannya, umumnya dalam knot (mil per jam). Tanda ini ditulis dibawah dari garis haluan, biasanya persis di bawah tanda haluan.
  6. Jika posisi duga dilukis sebagai suatu pengembangan perencanaan menurut gerakan kapal dimana jaraknya telah diketahui, kecepatan kapalsebelum berangkat juga telah diketahui, jika ingin memberi tanda posisiduga menurut jaraknya maka tulislah dengan simbol D (Departure =keberangkatan) diikuti dengan jarak dalam mil, ditempatkan di bawahgaris haluan.
  7. Semua tanda harus ditulis dengan jelas dan rapih.
  8. Simbol untuk posisi fix (pasti) adalah sebuah titik yang berada di dalam lingkaran kecil (contoh penulisan : ȧ), waktu ditulis secara mendatar di dekatnya (jika posisi berada pada pertemuan dua garis baringan yang berbeda maka penulisan titik dapat diabaikan).
  9. Simbol untuk Running fix, disingkat R Fix (posisi yang sedang dilayari) adalah sama dengan simbol Fix (posisi pasti) tetapi huruf R Fix diikuti dengan menulis waktunya. Sedangkan simbol untuk posisi duga adalah setengah lingkaran kecil mengelilingi titik kecil pada segmen garis haluan, waktu ditulis dekat dengan sudutnya secara mendatar. Titik pada posisi fix, running fix, sebaiknya kecil saja dan rapih.

Sebagai tambahan atas simbol dan penandaan, ada 6 aturan dasar yang akan menuntun seorang navigator tetang kapan penentuan posisi duga dan pembuatan garis haluan dilakukan, yaitu :
  1. Penentuan posisi duga harus dibuatkan jelas kapan waktu dilaksanakannya dalam setiap jam.
  2. Penentuan posisi duga harus dibuat setiap perubahan haluan dilakukan.
  3. Penentuan posisi duga harus dibuat ketika perubahan kecepatan kapal dilakukan.
  4. Penentuan posisi duga harus dibuatkan jelas kapan waktu ditetapkannya posisi pasti atau “running fix”.
  5. Penentuan posisi duga harus dibuatkan jelas kapan waktunya ketika hanya diperoleh satu garis baringan.
  6. Suatu garis haluan yang baru harus dibuat dari posisi yang pasti atau “running fix” segera setelah diketahui pasti kedudukannya di peta

ILMU PELAYARAN DATAR

Ilmu Pelayaran
Ilmu Pelayaran ialah suatu ilmu pengetahuan yang mengajarkan cara untuk melayarkan sebuah kapal dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan selamat aman dan ekonomis. Disebabkan pengaruh laut, misalnya ombak, arus, angin, maka jarak yang terpendek belum tentu dapat ditempuh dalam waktu yang tersingkat. Dapat saja terjadi bahwa jarak yang panjang adalah pelayaran yang baik ditempuh dalam waktu yang lebih singkat karena dalam pelayarannya mendapat arus dari belakang.
Jadi, didalam menentukan pelayaran yang akan ditempuh, kapal haruslah diperhatikan faktor faktor cuaca, keadaan laut, sifat sifat kapalnya sendiri, dan faktor lainya sehingga diperoleh suatu rencana pelayaran yang paling ekonomis dan cukup aman. Secara garis besar ilmu pelayaran dapat dibagi atas :
Ilmu Pelayaran Datar, yaitu Ilmu Pelayaran yang menggunakannda benda bumiawi (Pulau, Gunung, Tanjung, Suar, dlsb),sebagai pedoman dalam membawa kapal dari satu tempatketempat lain, Ilmu Pelayaran Astronomis, Yaitu Ilmu Pelayaran yang menggunakan benda benda angkasa (Matahari, Bulan, Bintang,dlsb), sebagai pedoman dalam membawa kapal dari satu tempatketempat lain,
Navigasi Electronics, Yaitu Ilmu Navigasi yang berdasarkan atas alat alat elektronika seperti radio pencari arah (RDF). RADAR,LORAN, DECCA, dlsb.







PENANDAAN POSISI DUGA




Aturan-aturan penting dalam hal penandaan posisi duga adalah sebagai berikut :


Segera sesudah melukis garis haluan atau menentukan posisi, harus diberi tanda.
Tulisan tidak boleh menutupi garis, tanda-tanda untuk menunjukkan posisi pasti dan posisi yang sedang dijalani harus ditulis mendatar.
Tanda-tanda yang menunjukkan arah dan kecepatan sepanjang garis haluan, harus ditulis searah dengan garisnya.
Garis haluan diberi simbol C (Coarse = haluan) dengan 3 digit/angka yang menandakan derajat haluan sejati, ditempatkan di atas garis haluan.
Tanda yang menyatakan kecepatan rata-rata sepanjang garis haluan adalah S (Speed = kecepatan) diikuti dengan angka berapa kecepatan yang ditunjukkannya, umumnya dalam knot (mil per jam). Tanda ini ditulis dibawah dari garis haluan, biasanya persis di bawah tanda haluan.
Jika posisi duga dilukis sebagai suatu pengembangan perencanaan menurut gerakan kapal dimana jaraknya telah diketahui, kecepatan kapalsebelum berangkat juga telah diketahui, jika ingin memberi tanda posisiduga menurut jaraknya maka tulislah dengan simbol D (Departure =keberangkatan) diikuti dengan jarak dalam mil, ditempatkan di bawahgaris haluan.
Semua tanda harus ditulis dengan jelas dan rapih.
Simbol untuk posisi fix (pasti) adalah sebuah titik yang berada di dalam lingkaran kecil (contoh penulisan : ȧ), waktu ditulis secara mendatar di dekatnya (jika posisi berada pada pertemuan dua garis baringan yang berbeda maka penulisan titik dapat diabaikan).
Simbol untuk Running fix, disingkat R Fix (posisi yang sedang dilayari) adalah sama dengan simbol Fix (posisi pasti) tetapi huruf R Fix diikuti dengan menulis waktunya. Sedangkan simbol untuk posisi duga adalah setengah lingkaran kecil mengelilingi titik kecil pada segmen garis haluan, waktu ditulis dekat dengan sudutnya secara mendatar. Titik pada posisi fix, running fix, sebaiknya kecil saja dan rapih.

Sebagai tambahan atas simbol dan penandaan, ada 6 aturan dasar yang akan menuntun seorang navigator tetang kapan penentuan posisi duga dan pembuatan garis haluan dilakukan, yaitu :

Penentuan posisi duga harus dibuatkan jelas kapan waktu dilaksanakannya dalam setiap jam.
Penentuan posisi duga harus dibuat setiap perubahan haluan dilakukan.
Penentuan posisi duga harus dibuat ketika perubahan kecepatan kapal dilakukan.
Penentuan posisi duga harus dibuatkan jelas kapan waktu ditetapkannya posisi pasti atau “running fix”.
Penentuan posisi duga harus dibuatkan jelas kapan waktunya ketika hanya diperoleh satu garis baringan.
Suatu garis haluan yang baru harus dibuat dari posisi yang pasti atau “running fix” segera setelah diketahui pasti kedudukannya di peta

KOMPAS DAN KEMUDI



Kompas magnet

Azaz : yang sejenis akan tolak menolak, yang berlainan akan tarik menarik yaitu kutub magnit utara dan kutub magnit selatan.

Ketel Kompas, ada dua yaitu : Basah dan Kering

  1. Basah berisi larutan alkohol 30% dan air suling 70%.

Kegunaan larutan tersbut adalah untuk peredam goncangan.

Syaratnya adalah bahan bebas dari besi artinya haus aluminium.

Cara memeriksa : dengan cara piringan diayun akan cepat kembali kedudukan semula.

Cara penyimpanan kompas :

  1. Dimasukkan ke kotak khusus dan harus diberi bantalan yang lunak.

  2. Bebas dari getaran artinya getaran dari mesin kapal.

  3. Setiap akan dipakai artinya jika kapal akan berlayar selalu harus dikoreksi atinya SALAH TUNJUK ( ST )


GARIS LAYAR :

  1. Letak garis layar harus selalu di depan lingkaran di dalam ketel

  2. harus sejajar dengan lunas kapal

  3. Baring kedepan salah satu tiang kapal.

  4. titik pusat pesawat baring : artinya tempat kedudukan pijera celah lat untuk membaring


Cincin-Lenja :

  1. masing-masing piringan duduk pada cincin

  2. Agar tetap tertutup pijera celah


Syarat-syara KETEL :

  1. Tidak bolh mengandung magnet

  2. Tutup kaca harus tetap dalam keadaan datar.

  3. Kalau ketel mengayun tidak akan menuyentuh apa-apa.

  4. Tuntung semat tetap berdir di tengah-tengah.

  5. Garis layar harus tetap pada tempatnya.


Hal-hal yang perlu dipehatikan :

  1. Cairan ketel harus dalam keadaan penuh

  2. Pengapung harus kedap.

  3. Pedoman basah terpasang pada Cincin Lenja.


PEKA :

Jika piringan dikluarkan dari kedudukan maka ia harus cepat kembali.


TENANG :

Jika piringan terganggu oleh pengaruh luar, maka ia tak boleh lekas mengayun.


Contoh :

  1. Pengaruh oleh olengan kapal

  2. Getaran-getaran kapal waktu mesin kapal mundur

  3. Perubahan haluan kapal.


Salah Kolimasi ;

Bila mempunyai sudut penyimpangan Poros jarum-jarum magnetik mawar dengan garis mawar U-S pedoman.


Kesalahan-kesalahan pedoman magnit sebagai berikut :

1.Kesalahan sendiri

Yaitu bila U-S tidak berimpit dengan poros magnit pedoman

2.Kesalahan dari luar

Adanya pengaruh magnitterhadap body kapal/logam yang mempengaruhi magnit.


Cara-cara menguji TENANG :

  1. Putar piringan dengan sudut kecil

  2. Lepas dan dibaca penunjukkannya

Putar arah berlawanan, lepas terus dibaca = 1-2=1/2 (tenang)


Usaha memperbesar KEPEKAAN :

  1. Moment magnet besar

  2. Berat piringan KECIL/RINGAN


Untung dan Kerugian pedoman zat cair dan kering

UNTUNGNYA :

  1. Karena ada tekanan, getaran bisa diredam sehinggan sangkup ndan semat tidak cepat aus.

  2. Bisa dibuat lebih peka dan tenang

  3. Apabila ada pengaruh dari luar segera menyimpang dan setelah pengaruh hilang segera kembali kedudukan semula.


RUGINYA :

  1. Sering timbul glembung-gelembung udara

  2. Pada waktu menimbal pedoman akan sangat sukar


PERHATIAN :

  1. Dilarang membawa ketel dengan piringan duduk di atas semat

  2. Pada waktu memasang semat baru antara lama dan baru sama tingginya. Sebab sungkup kaca akan ncepat rusak.


PEDOMAN GASING ( GYRO KOMPAS )

Pengertian :

  1. Gyros yang artinya berputar

Skopein yang artinya melihat ) melihat bumi berputar. Theory dari seorang sarjanadari French

  1. Sebuah benda yang dapat berputar cepat rpm.6000 x. Mengelilingi Poros dan dapat berpyter bebas 3 arah.

  2. Syarat Gyroscope :

    1. Reseltante semua gaya harus bertumpu pada titik berat gasing

    2. Ketiga poros harus berdiri tegak lurus satu sama lainnya.

    3. Ketiga poros saling memotong di titik berat gasing.




Type pedoman GASING :

  1. Sperry (USA)

  2. Brown (Ing)

  3. Anschuts (Jer)


Beberapa keuntungan dari Pedoman Gyro :

  1. Arah selalu sejati

  2. Pembacaan sangat seksama, pembesaran mawar pedman Kemudi teliti = sampai dengan 1 derajat

  3. Pemasangan Repeater, Ki/Ka di luar anjungan sehingga cakrawala bebas.

  4. Pada waktu kapal oleng, juru mudi melihat perubahan haluan cepat.


Kerugian dengan menggunakan Pedman Gasing :

  1. Instalasi sangat lengkap dan sangat mahal.

  2. Susunan juga sangat rumit, kalau terjadi perubahan pada generator pembangkit listrik dan terjadi penurunan voltase penunjukan arah pedoman akan kacau sebelum voltase normal

  3. Jika terjadi kerusakan di laut sulit untuk diperbaiki sebab tenaga ahlinya ada di darat


PENATAAN KEMUDI

Terdiri atas :

  1. Penatan roda kemudi

  2. Penerus roda kemudi ke mesin penggerak kemudi

  3. Kopling pada penerus gerak

  4. Mesin penggerak daun kemudi


PERSYARATAN PADA KAPAL PENUMPANG :

  1. Harus bisa cikar 35 Ka/Ki dengan full speed dalam waktu 28 detik. Ki 35 – Ka 30.

  2. Kemudi darurat dengan tenaga

  3. Jika kapal dengan mesin ganda tidak diwajibkan adanya kemudi darurat.


PERSYARARTAN PADA KAPAL BARANG :

  1. Pangsi atau engsel ganda dengan diameter 14 inchi. Kemudi darurat boleh dengan tenaga .

  2. Sama dengan no.3 pada kapal penumpang


PENATAAN KEMUDI DAN TENAGA PENGGERAK

  1. Tangan

  2. Tenaga uap

  3. Tenaga listrik

  4. Tenaga Listrik hydraulis


DRIFTING :

Perubahan sudut yang terjadi antara garis meridian bumi dengan poros gyroscope dalam arah horizontal yang disebabkan oleh komponen vertical dari perputaran bumi

Kedudukan ujung poros gasing sebuah gyroscope dilihat dari rotasi bumi.



Gyroscope belum bisa dipakai sebagai pedoman karena :

    1. Titik berat gasing tidak mungkin diusahakan tepat pada poros

    2. Jika gasing tersentuh benda asing maka poros akan menunjuk ke arah lain

    3. Poros asing tidak duduk dalam arah U-S tetapi ia akan berputar


KESALAHAN PADA PEDOMAN GYRO :

  1. Kesalahan haluan dan kecepatan tergantung pada :

    1. Lintang penilik

    2. Haluan

    3. Kecepatan kapal


  1. Kesalahan peredaman

Tergantung pada penilik, nilai tetap untuk semua haluan

  1. Kesalahan balistik

Karena perubahan kecepatan yang mendadak.

Cara menghilangkannya sbb :

    1. Gyro digantung pada horizontal azis

    2. Gyro dibalance setiap semester.


  1. Kesalahan ayunan

Tindakan cara pencegahannya :

    1. Sensitive element harus balance.

    2. Pipa penghubung dari HG dipersempit.

    3. Di atas bejana diberi pemberat.

    4. Spider digantung dengan silinder minyak.






BANGUNAN KAPAL

Ukuran-Ukuran Pokok

Ukurak pokok terdiri dari :

  1. Ukuran membujur / memanjang

  2. Ukuran melintang / melebar

  3. Ukuran tegak / vertikal


  1. Ukuran membujur / memanjang,terdiri dari :

  1. Panjang seluruhnya ( Length Over All ) adalah jarak dari suatu titik terdepan dari linggi kapal sampai ke titik terbelakang dari buritan kapal. Ini merupakan ukuran tepanjang dari sebuah kapal dan diukur sejajar lunas. Panjang ini penting untuk perkiraan panjang dermaga.

  2. Panjang sepanjang garis tegak (Length Between Perpendiculars) adalah panjang kapak dihitung dari garis tegak depan sampai ke garis tegak belakang diukur sejajar lunas. Garis tegak depan ( Forward Perpendicukar ) adalah sebuah garis khayalan yang memotong tegak lurus titik potong garis muat perancang kapal dengan linggi depan. Garis tegak belakang ( After Perpendicular ) adalah sebuah garis khayalan yang biasanya terletak di sisi belakang cagak kemudi ( rudder stock ).

  3. Panjang sepanjang garis muat / garis air ( Length On The Load Water Line ) adalah panjang kapal diukur dari perpotongan garis air dengan linggi depan sampai ke titik potong garis air dengan linggi belakang.


  1. Ukuran melintang / melebar, terdiri dari :


  1. Lebar Ekstrim ( Ekstreme Breadth ) adalah jarak dari suatu titik di sebelah kiri sampai ke titik terjauh di sebelah kanan badan kapal.

  2. Lebar Dalam ( Moulded Breadth ) adalah lebar kapal dihitung dari dalam kulit kapal diukur sejajar garis air. Tebal kulit tidak dihitung.

  3. Lebar terdaftar ( Registered Breadth ) adalah lebar kapal seperti tertera dalam sertifikat kapal itu.


  1. Ukuran tegak / vertikal, terdiri dari :


  1. Sarat kapal ( Draft ) adalah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal sampai garis air. Ukuran ini penting kalau memasuki perairan dangkal.

  2. Lambung bebas ( Free Board ) adalah jarak tegak yang diukur dari garis air sampai ke geladak lambung bebas. Lambung bebas menurut undang-undang ditetapkan sampai dengan geladak lambung bebas.

  3. Dalam ( Depth ) adalah jarak tegak yang diukur dari titik terendah badan kapal sampai ke titik di geladak lambung bebas tersebut.


TAMBAHAN :


  1. SHEER

guna sheer :


  • Memperkuat longitudinal stress

  • Menambah bouyance di ujung-ujung terutama dalam hal menyongsong gelombang.

Terdiri dari :

  • Sheer depan, standarnya didapat dari table

  • Sheer belakng, minimal ½ sherr depan

Kalau Sheer belakang > depan standart, sedang sheer depan <>

Kalau Sheer depan > depan standart dan Sheer belakang <>

Dalam hal tertentu kelebihan sheer bolh dikurangkan dari basic free board, dengan maksimum 1 ½ inch tiap 100 kaki panjang kapal


  1. CAMBER


Kalau > depan standar correctinya negatip

Kalau <>

Guna camber :

  • Air cepat mengalir ke pinggir

  • Memperkuat terhadap tegangan membujur kapal.


  1. TUMBLE HOME : Melengkungnya badan kapal ke dalam.


  1. FLARE : Melengkungnya badan kapal ke luar


Guna Flare :

  • Kalau jangkar diletgo, bebas jatuhnya

  • Haluan kapal tidak terlalu banyak tenggelam ( unsur bouyance )

  • Menambah lebar bangunan agil ( Forecastle ).


  1. RISE OF FLOOR ( DEAD RISE )


Guna :

  • Memberi bentuk streamline sehingga mempermudah olah gerak dan mengurangi gesekan / tahanan.

  • Air cepat mengalir.


TONNASE / TONNAGE

Kapal adalh sebuah benda terapung yang dipergunakan untuk angkutan di atas air. Misalnya : kapal penumpang, kapal barang, kapal hean, dll. Karena fungsinya inilah maka sebuah kapal tidak hanya dinyatakan dalam ukuran panjang, lebar, dan dalam, tetapi juga dilengkapi dengan ukuran isi maupun berat. Gunanya ukuran-ukuran ini adalah untuk mengetahui besar-besar kecilnya kapal, daya angkut, bea-bea yang harusdikeluarkan, misalnya : bea pelabuhan, terusan dsb.

Tonnase kapal diperinci sbb :

  1. Isi kotor ( Gross tonnage = Broto Register Ton/BRT )


Isi kotr biasanya tertera di dalam sertifikat kapal itu. Isi kotor merupakan isi dari sebuah kapal dikurangi dengan sejumlah ruangan tertentu, antara lain :

    • Dasar berganda ( Double Bottom )

    • Ceruk depan ( Fore peak tank )

    • Ceruk belakang ( after peak tank )

    • Shelter deck

    • Dapur ( galery )

    • Anjungan ( Bridge )

    • Kantor Nachoda


Isi kotor biasanya diberikan dalam kaki kubik. Untuk mendapatkan tonnagenya, mak jmlah tersebut dibagi 100. dengan kata lain length register ton = 100 kaki kubik = 283 m3.


  1. Isi bersih ( Net Tonnage = Netto Register Ton/NRT )


Isi bersih didapat dari isi kotor dikurangi dengan sejumlah ruangan yang berfungsi tidak dapat dipakai untuk mengangkat barang dagangan, misalnya :

  • Kamar ABK ( Crew Accomodations )

  • Toilet

  • Kamar tidur nakhoda

  • Ruangan jangkar

  • Kamar dan kamar radio

  • Gudang serang

  • Kamar mesin ( Propelling machinary Spaces )

Yang termasuk dalam kamar mesin ini meliputi :

      1. Kamar mesinnya sendiri

      2. Terowongan poros baling-baling

      3. Ruang keluar darurat

      4. Ruang untuk tanki harian

      5. Ruang untuk menyimpan alat-alat mesin

      6. Ruang untuk bengkel mesin



DANUBE RULE

Cara mengurangi besarnya ruangan kamr mesin dari gross register ton untuk mendapatkan Netto Register Ton sbb :

  1. Bila kamar mesin 13-20 % dari Gross Tonnage, maka pengurangannya 32% dari Gross Register Ton.

  2. Bila besarnya kamar mesin 13% dari GRT maka pengurangannya :

    • Sesuai peraturan, maka pengurangannya = 17,5% dari actual volume kamar mesin

    • Sesuai permintaan Owner, maka pengurangan adalah menurut perbandingan yaitu jumlah presentase kamar mesin = 10% x 32% x GRT. Misalnya : volume kamar mesin = 10% Grt, maka pengurangannya = 10/13 x 32% x GRT.